Kebutuhan masyarakat semakin berkembang seiring perubahan sosial budaya. Dengan bantuan perkembangan teknologi, berbagai batasan fisik, seperti jarak dan waktu tidak lagi menghalangi aktivitas manusia
Uang
Kamu tentu sering memegang uang, bukan? Apa yang terlintas di benakmu ketika itu? Mungkin kamu segera membeli barang yang kamu inginkan.
Mungkin juga kamu ingin menyimpan untuk keperluan sekolah atau mengumpulkannya sebagai uang tabungan. Adanya berbagai pilihan tersebut menunjukkan bahwa uang memiliki nilai dan berbagai fungsi dalam kehidupan kita.
Sejarah Terjadinya Uang
Sejarah terjadinya uang tidak bisa dipisahkan dari kegiatan ekonomi, yaitu pertukaran (perdagangan). Kegiatan pertukaran muncul karena manusia tidak bisa memproduksi sendiri semua barang yang dibutuhkan, terutama pada perekonomian yang sudah maju.
Oleh karena itu, manusia berusaha menemukan alat atau barang yang dapat mempermudah kegiatannya, termasuk kegiatan pertukaran.
Masa Barter
Pada masa primitif kegiatan ekonomi manusia masih sangat sederhana. Manusia memproduksi barang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri.
Jika mereka membutuhkan sesuatu yang tidak mereka miliki, mereka akan melakukan pertukaran dengan kelompok masyarakat di daerah lain. Mereka menukar barang miliknya dengan barang yang dibutuhkan. Cara pertukaran ini disebut barter.
Pada saat melakukan barter sering ditemukan beberapa hambatan sebagai berikut.
- Untuk memperoleh barang yang dibutuhkan, kita harus menemukan orang yang mau menukarkan barang tersebut dengan barang yang dibutuhkan. Padahal, cukup sulit menemukan kehendak ganda yang selaras (double coincidence of wants). Misalnya Pak Mukhlis memiliki hasil panen berupa kentang yang akan ditukarkan dengan beras dan garam. Pada sisi lain, Pak Thomas memiliki beras dan garam, tetapi ia lebih membutuhkan minyak goreng. Keinginan kedua orang tersebut berbeda sehingga barter tidak dapat dilakukan.
- Barang yang ditukarkan tidak dapat dipecah-pecah menjadi satuan yang lebih kecil untuk membagi nilainya. Misalnya satu buah komik akan ditukar dengan pensil. Nilai atau harga komik sama dengan lima batang pensil. Ada kemungkinan, lima batang pensil dimiliki oleh orang yang berbeda. Tidak mungkin komik tersebut disobek atau dibagi karena nilainya justru akan turun.
Artikel Lainnya : √ Faktor Penghambat Mobilitas Sosial : Dampak, Bentuk & Saluran
Masa Uang Barang
Untuk mengatasi kesulitan dalam sistem barter, masyarakat menukarkan barang yang dimiliki dengan barang yang paling disukai atau dianggap berharga oleh sebagian besar orang.
Lama-kelamaan, barang tersebut dijadikan sebagai alat tukar atau disebut uang barang (commodity money). Syarat-syarat suatu benda agar diterima sebagai uang barang yaitu diterima oleh masyarakat, langka, memiliki nilai, khasiat, keistimewaan, atau fungsi tertentu yang dianggap berharga.
Contoh uang barang yaitu tembakau, garam, dan batangan emasDibandingkan dengan sistem barter, pertukaran dengan media uang barang lebih praktis. Akan tetapi, sistem ini ternyata masih belum memuaskan karena beberapa sebab antara lain:
- Sulit disimpan dan dibawa, terutama dalam jumlah besar;
- Tidak tahan lama;
- Tidak dapat dipecah-pecah, apabila dipecah akan turun nilainya; serta
- Nilainya tidak tetap.
Masa Uang Logam
Dari sekian banyak benda yang digunakan sebagai uang barang, logam-logam mulia seperti emas, perak, tembaga, dan aluminium merupakan benda yang paling memenuhi syarat sebagai uang barang.
Kemudian selama beberapa abad, manusia menggunakan logam mulia sebagai uang. Uang yang terbuat dari logam mulia, seperti emas dan perak disebut full bodied money, artinya nilai uang yang tertera di permukaan sama dengan nilai yang terkandung di dalamnya.
Pada awalnya potongan-potongan logam yang akan dijadikan uang ditimbang dan ditentukan kadarnya. Karena hal ini merepotkan, para penguasa memerintahkan perajin logam untuk menempa logam menjadi ukuran yang lebih kecil kemudian diberi gambar dan cap resmi kerajaan untuk menjamin nilainya.
Penggunaan emas dan perak sebagai bahan uang dalam bentuk koin diciptakan oleh Croesus di Yunani sekitar 560–546 SM. Pada saat ini kamu dapat menjumpai mata uang beberapa negara seperti India, nama mata uangnya rupee yang artinya perak, dan Belanda, nama mata uangnya gulden yang artinya emas.
Sistem uang logam ini sudah lebih baik dibandingkan uang barang, hanya sistem ini masih mempunyai beberapa kelemahan, yaitu:
- Cadangan emas dan perak di berbagai daerah tidak sama;
- Sulit dipindahkan atau disimpan, terutama dalam jumlah yang besar; serta
- Emas dan perak juga mempunyai fungsi lain sehingga ada pembatasan untuk menggunakannya sebagai uang.
Artikel Lainnya : √ 5 Cara Untuk Melakukan Mobilitas Sosial dan Pengertian Lengkap
Masa Uang Kertas
Salah satu kelemahan uang logam adalah risiko keamanan dan ketidakpraktisan ketika dibawa atau disimpan dalam jumlah besar.
Untuk mengatasinya, uang logam tersebut dititipkan pada perajin emas atau perak dan sebagai bukti kepemilikan, perajin emas mengeluarkan surat yang dapat digunakan oleh pemiliknya sebagai alat pembayaran dan pertukaran.
Dari sini, mulailah tahap penggunaan uang kertas yang merupakan bukti kepemilikan emas dan perak. Pada perkembangan selanjutnya, bukan perajin besi yang mengeluarkan uang kertas, melainkan pemerintah kerajaan atau negara.
Uang kertas yang diterbitkan pun tidak lagi dijamin dengan sejumlah logam mulia, tetapi masyarakat mau menerimanya karena pemerintah menetapkan uang tersebut sebagai alat tukar resmi di wilayahnya. Masyarakat percaya bahwa uang tersebut dapat digunakan sesuai fungsinya. Inilah sebabnya uang kertas juga disebut uang kepercayaan.
Artikel Lainnya : √ Bentuk Kerja Sama Ekonomi Internasional, Peran dan Lembaga
Syarat-Syarat Uang
Uang diterima dan disepakati oleh masyarakat sebagai alat perantara dalam kegiatan ekonomi. Agar dapat disetujui dan diterima masyarakat, uang harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut.
Nilainya Stabil
Nilai uang harus stabil, tidak boleh mengalami perubahan yang terlalu drastis. Perubahan nilai yang terlalu drastis misalnya, pada bulan April 2007 uang Rp5.000,00 dapat digunakan untuk membeli beras sebanyak 1 kg, tetapi pada bulan Mei 2007 hanya bisa digunakan untuk membeli setengah kilo.
Ketika harga barang-barang naik secara drastis, nilai uang akan turun dan masyarakat akan lebih suka menimbun barang daripada memegang uang kontan. Dalam hal ini, pemerintahlah yang berkewajiban menjaga kestabilan nilai uang.
Tahan Lama
Setiap hari uang berputar dari satu tangan ke tangan lain. Misalnya dari tangan pembeli sayur ke tukang sayur kemudian dari tukang sayur ke petani, dari petani ke penjual pupuk, dan seterusnya.
Semakin sering berpindah tangan, uang bisa rusak, sobek, atau terkena air. Secara fisik, uang harus tahan lama dan tidak mudah sobek atau rusak.
Mudah Dibawa dan Disimpan
Uang harus mudah disimpan dan tidak membutuhkan tempat yang luas. Meskipun uang disimpan cukup lama, nilainya tidak boleh berkurang karena rusak bentuk fisiknya.
Jumlahnya Tidak Berlebihan
Agar nilai uang stabil, jumlah uang yang beredar tidak boleh berlebihan. Jika jumlah uang tidak terkendali, harga-harga akan naik. Sebaliknya, jika jumlah uang tidak cukup, perkembangan perekonomian akan terhambat.
Terdiri atas Berbagai Nilai
Uang dibutuhkan untuk memperlancar transaksi, baik kecil maupun besar. Oleh karena itu, uang terdiri atas berbagai satuan, misalnya Rp50,00, Rp500,00, Rp5.000,00, dan Rp50.000,00. Orang dapat menukarkan Rp50.000,00 menjadi Rp5.000,00-an sebanyak sepuluh dan sebaliknya sehingga transaksi menjadi lebih mudah.
Artikel Lainnya : √ Fungsi Struktur Sosial : Pengertian, Sifat, Unsur & Hubungan
Fungsi Uang
Uang memiliki berbagai fungsi yang dikelompokkan menjadi fungsi asli dan fungsi turunan.
Fungsi Asli
Fungsi asli atau fungsi utama uang sebagai berikut.
Alat Tukar
Pada perekonomian modern, masyarakat tidak harus menyediakan sendiri semua kebutuhannya. Ada kelompok masyarakat yang memang memproduksi barang dan jasa, yaitu produsen.
Ada kelompok yang menggunakan barang dan jasa tersebut (konsumen) dan ada pula masyarakat yang tugasnya menyampaikan barang dari produsen ke konsumen, yang disebut distributor.
Pertukaran barang dan jasa tanpa menggunakan uang akan sulit dilakukan. Sebagai alat tukar, uang mempermudah interaksi antara konsumen yang membutuhkan barang dengan distributor dan produsen yang menghasilkan barang.
Alat Satuan Hitung
Uang dijadikan sebagai alat untuk menghitung dan menunjukkan nilai dari barang dan jasa. Misalnya, kamu membeli satu potong kemeja Rp30.000,00 dan dua pasang sandal jepit masing-masing Rp10.000,00.
Dapat dikatakan bahwa jumlah pembelianmu adalah Rp50.000,00. Dengan kata lain, harga sepotong kemeja adalah tiga kali harga sepasang sandal jepit.
Fungsi Turunan
Fungsi turunan atau fungsi sekunder uang sebagai berikut.
Alat Penyimpan Kekayaan
Menyimpan kekayaan dalam bentuk uang memiliki keuntungan yaitu bisa digunakan sewaktu-waktu. Uang dapat disimpan di rumah maupun di bank. Akan tetapi, lebih aman dan menguntungkan jika disimpan di bank.
Alat Pembayaran yang Sah
Pemerintah telah menetapkan uang sebagai alat pembayaran yang sah. Sebagai alat pembayaran, uang digunakan untuk membayar pajak, denda, iuran, SPP, dan berbagai kewajibanblainnya.
Alat Penunjuk Harga
Setiap barang dan jasa memiliki harga atau nilai yang berbeda-beda. Uang menunjukkan nilai atau harga barang. Misalnya, harga 1 gram perak adalah Rp20.000,00 dan harga 1 gram emas adalah Rp140.000,00.
Sekilas, fungsi uang sebagai alat satuan hitung dan sebagai penunjuk harga terlihat sama. Akan tetapi, uang sebagai penunjuk harga tidak digunakan untuk membandingkan harga satu barang dengan barang lain.
Standar Pembayaran Masa Depan
Tidak semua transaksi dibayar secara tunai, ada pula yang dibayar secara kredit (cicilan). Untuk penjualan kredit, penyerahan barang dilakukan sekarang, tetapi pembayaran dilakukan pada masa depan.
Misalnya, pembelian televisi Rp1.200.000,00 dibayar secara kredit selama enam bulan. Dengan demikian, setiap bulannya harus membayar Rp200.000,00. Jadi, uang berfungsi sebagai standar atau ukuran pembayaran masa depan.
Artikel Lainnya : √ Jenis Pranata Sosial, Unsur Tipe dan Fungsinya
Jenis-Jenis Uang
Kamu sudah sering memegang uang kertas dan uang logam, bukan? Termasuk jenis uang apakah keduanya? Jenis uang dapat dikelompokkan sebagai berikut.
Uang Kartal
Uang kartal merupakan uang yang digunakan secara umum dalam transaksi sehari-hari. Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam.
Uang kertas merupakan uang yang terbuat dari bahan kertas yang tidak mudah rusak, dilengkapi dengan ciri-ciri tertentu untuk menghindari pemalsuan, dan memudahkan orang untuk mengenalinya, termasuk para tunanetra. Uang logam terbuat dari logam seperti aluminium, nikel, tembaga, dan kuningan.
Uang Giral
Uang giral merupakan alat pembayaran sah yang dikeluarkan oleh bank umum. Uang giral muncul untuk mempermudah transaksi dalam jumlah besar sehingga orang tidak perlu menggunakan uang kartal karena lebih berisiko
Misalnya, seorang pengusaha harus membayar bahan baku sebesar sepuluh juta rupiah. Jumlah tersebut cukup besar dan berisiko jika dibawa langsung. Sebagai gantinya, pengusaha itu menggunakan alat pembayaran yang berupa uang giral. Untuk menggunakan uang giral, pengusaha tersebut harus mempunyai rekening di bank.
Bentuk Uang Giral Sebagai Berikut.
Cek
Cek merupakan surat perintah pembayaran kepada bank untuk membayar sejumlah uang kepada orang yang tertera di atas cek tersebut. Cek ini disebut cek atas nama.
Orang yang mencairkan atau menguangkan cek tersebut adalah orang yang namanya sesuai dengan yang tertera di atas cek. Jenis cek lainnya adalah cek atas tunjuk, yaitu bank berkewajiban membayar kepada siapa pun yang menguangkan cek tersebut.
Giro
Giro merupakan surat perintah kepada bank untuk memindahkan sejumlah uang kepada rekening seseorang atau perusahaan yang ditunjuk oleh nasabah. Misalnya, A membeli barang dari B seharga Rp500.000,00.
Baik A maupun B mempunyai rekening (simpanan) di bank. Saldo simpanan A sebanyak Rp5.000.000,00 dan saldo simpanan B sebanyak Rp3.000.000,00. Untuk pembayaran tersebut A mengeluarkan bilyet giro, yaitu berupa surat perintah kepada bank untuk memindahbukukan uang sebanyak Rp500.000,00 dari rekening A ke rekening B.
Dengan demikian, setelah pemindahbukuan itu saldo rekening A menjadi Rp4.500.000,00 dan saldo rekening B menjadi Rp3.500.000,00.
Transfer Telegrafis
Pembayaran melalui transfer telegrafis merupakan pemindahan uang antarrekening di bank secara cepat.
Nilai Uang
Nilai uang dapat diukur atau dilihat dari berbagai sudut pandang.
Nilai Nominal dan Nilai Intrinsik
Cobalah amati selembar uang kertas yang ada di dompetmu. Tahukah kamu berapakah nilai nominal dan nilai intrinsik uang tersebut? Sangat mudah untuk mengetahui nilai nominal uang karena sudah tertera atau tertulis di permukaan uang tersebut.
Bagaimana dengan nilai intrinsiknya? Nilai intrinsik uang merupakan nilai yang terkandung dalam uang atau nilai bahan pembuatan uang. Kita tidak bisa mengetahui berapa pastinya nilai intrinsik satu lembar uang.
Biasanya, nilai nominal uang kertas lebih besar daripada nilai intrinsiknya.
Nilai Internal dan Nilai Eksternal
Uang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa yang kita butuhkan. Nilai internal uang merupakan kemampuan atau daya beli uang terhadap barang dan jasa.
Nilai internal uang mengalami penurunan apabila daya belinya juga turun. Contoh sederhananya sebagai berikut. Pada tahun 2005 uang sebesar Rp10.000,00 bisa membeli empat porsi bakso. Pada tahun 2007 karena banyaknya kenaikan harga, uang tersebut hanya bisa membeli dua porsi bakso.
Dengan demikian, nilai internal uang terkait dengan tingkat harga-harga. Kenaikan harga-harga barang atau disebut sebagai gejala inflasi, akan menyebabkan nilai internal uang turun.
Setiap negara mempunyai mata uang sendiri-sendiri. Misalnya, Amerika menggunakan dolar, Indonesia menggunakan rupiah, dan Thailand menggunakan baht. Nilai eksternal uang merupakan perbandingan nilai rupiah terhadap mata uang asing. Nilai eksternal uang rupiah menguat apabila kurs rupiah juga menguat.
Valuta Asing (Valas)
Pernahkah kamu mengamati perkembangan nilai tukar mata uang asing terhadap mata uang rupiah? Apakah kamu juga tahu bahwa perkembangan nilai kurs dapat mempengaruhi perekonomian nasional? Kamu tahu bahwa mata uang negara-negara di dunia beragam jenisnya.
Mata uang negara kita dengan negara lain tentu berbeda. Kita menyebut mata uang negara kita dengan rupiah. Mata uang negara lain kita menyebutnya dengan mata uang asing.
Mata uang asing yang dipakai sebagai alat pembayaran luar negeri disebut valuta asing. Mata uang asing tidak bisa digunakan sebagai alat pembayaran yang sah di negara kita. Akan tetapi, ada beberapa negara yang menggunakan nama mata uang sama meskipun nilai tukarnya berbeda.
Misalnya dolar untuk Australia, Hongkong , Singapura, Amerika, dan Kanada. Untuk melakukan penukaran mata uang asing, kita dapat melihat kurs di bank, money changer, dan surat kabar. Ada tiga jenis kurs yang perlu kamu ketahui.
Kurs Beli
Kurs beli adalah kurs yang diberlakukan oleh bank apabila kita menukarkan mata uang asing ke dalam rupiah.
Kurs Jual
Kurs jual adalah kurs yang diberlakukan oleh bank apabila kita menukarkan mata uang rupiah ke dalam mata uang asing.
Kurs Tengah
Kurs tengah adalah kurs rata-rata antara kurs beli dan kurs jual. Kegunaan kurs tengah untuk menganalisis naik turunnya harga valuta asing di bursa, seperti memperjelas peningkatan nilai dan penurunan nilai valuta asing tertentu.
Nilai kurs jual akan lebih tinggi daripada nilai kurs beli sehingga pihak bank atau money changer memperoleh keuntungan. Misalnya, kurs jual untuk 1 euro adalah Rp14.411,52.
Kurs beli untuk 1 euro adalah Rp12.927,31. Selisih sebesar Rp1.484,21 untuk setiap euro merupakan keuntungan bank atau money changer. Nilai kurs mata uang asing setiap saat akan mengalami perubahan.
Apa pengaruh naik turunnya nilai kurs mata uang terhadap dunia usaha? Kita tahu bahwa valas sangat berguna untuk pembayaran internasional. Perubahan kurs valas akan bermanfaat untuk memperlancar perdagangan internasional.
Dunia usaha pastilah terganggu dengan fluktuasi rupiah, karena akan semakin menyulitkan perencanaan dan juga menambah ongkos produksi. Misalnya, jika dolar naik, eksportir akan senang karena akan mendapatkan keuntungan yang banyak.
Akan tetapi, produsen dalam negeri yang mengandalkan bahan baku impor akan menemui banyak kesulitan. Hal ini juga akan menimbulkan dampak lain, yaitu inflasi. Kenaikan itu terjadi pada barang impor maupun harga barang buatan dalam negeri yang menggunakan komponen impor. Akan lebih baik rupiah stabil pada posisi yang dianggap layak.
Demikian penjelasan tentang Fungsi Uang : Sejarah, Nilai, Jenis, Syarat dan Valuta Asing semoga bermanfaat, jangan lupa share di teman yang ingin mengetahui materi tentang ilmu pengetahuan sosial di GuruIps.Co.Id semoga bermanfaat, terima kasih